Wednesday, April 20, 2016

Pantai Payangan - Primadona Destinasi Wisata Baru di Jember Selatan

Namaku Pantai Payangan. Aku berlokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Lokasiku cukup dekat dengan Pantai Papuma dan Watu Ulo. Namaku mulai berseliweran di laman sosial media sejak dua tahun belakangan. Karena foto-fotoku di laman sosial media terlihat menarik, maka banyak orang penasaran mendatangiku untuk membuktikan keindahanku.

Pesatnya perkembangan sosial media membawa dampak bagi berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pariwisata. Terbukanya destinasi-destinasi baru adalah salah satu dampak keberadaan sosial media yang kini cukup pesat dimanfaatkan oleh masyarakat. Perputaran arus informasi melalui sosial media, baik dari facebook, twitter, maupun blog semakin mempermudah orang untuk mendapatkan informasi mengenai tempat wisata baru yang selama ini belum banyak terekspos keberadaanya. Salah satu obyek wisata yang tergolong baru di Kabupaten Jember yang menjadi bahan perbincangan di laman sosial media adalah Pantai Payangan. Sekitar dua tahun belakangan, beberapa akun media sosial di Jember seperti @HaloAmbulu dan @PapumaJember cukup aktif membagian informasi mengenai Pantai Payangan. Di tahun 2016 ini, akhirnya saya pun berkesempatan untuk mampir menikmati keindahan Pantai Payangan. Ya, mumpung sedang di Jember, saya pun memutuskan untuk sekalian menjelajahi Pantai Payangan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Pantai Papuma dan Watu Ulo


Perjalanan dari Pantai Papuma menuju Pantai Payangan memakan waktu sekitar sepuluh menit menggunakan kendaraan bermotor. Jalanan menuju Payangan sudah diaspal, namun terlihat telah usang. Jalan menuju ke sana boleh dikatakan tidak terlalu halus, namun masih layak dilalui kendaraan. Tiba di kawasan Pantai Payangan, kami disambut oleh suara riuh penduduk lokal yang menawarkan jasa parkir kendaraan. Pantai Payangan selama ini masih dikelola oleh kelompok masyarakat setempat, belum diambil alih oleh Pemerintah Daerah. Ketika saya datang kemari, tidak ada biaya retribusi khusus untuk masuk ke lokasi. Pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan saja. Kami kemudian dipersilahkan oleh seorang bapak-bapak untuk mengambil jalan pintas melewati halaman belakang rumahnya. Benar saja, tepat setelah melewati halaman belakang rumahnya, kami langsung bertemu dengan hamparan pantai yang menghadap langsung ke samudera.


Pemandangan Pantai Payangan dari atas Bukit Semboja
Pemandangan di Pantai Payangan sekilas terkesan biasa saja. Pasir pantai berwarna cokelat kehitaman, bukit-bukit karang tinggi menjulang, dengan ombak khas pantai selatan yang menghempas ke daratan. Di beberapa sudut pantai memang terkesan kurang bersih, ada sampah bekas bungkus makanan berserakan serta kotoran kambing milik warga yang berceceran. Saya berjalan menyusuri pantai dan menemukan sebuah bukit dengan papan petunjuk menuju ke Goa Jepang. Namun, melihat kondisi jalan untuk menuju bukit yang masih terkesan "liar" dan berbahaya, saya pun mengurungkan niat untuk naik ke sana. Beberapa rombongan muda-mudi terlihat nekat menaiki bukit tersebut. Sudah dibangun jalan setapak untuk naik ke atas bukit, namun tetap saja membutuhkan nyali yang cukup untuk menaiki bukit tersebut. Saya pun kembali berjalan melangkahkan kaki, menemui pantai kecil yang diapit oleh dua bukit. Garis pantainya memang tidak seberapa panjang, namun terlihat cukup fotogenik dengan bebatuan karang yang menghampar di seolah menjadi pemecah ombak lautan. Pemandangan yang saya suka adalah ketika ombak datang dan menghempas batu karang yang membentuk efek bak semburan air yang dasyat.


Saya kembali berjalan dan menemukan sebuah bukit yang diberi nama Bukit Semboja. Jalan naik menuju bukit sudah dibuat setengah permanen dengan pengeras semen. Jalan naik menuju bukit terlihat cukup menantang, dengan anak tangga yang terkesan "berantakan". Kami ditarik retribusi sebesar Rp 5.000,00 per-orang oleh seorang ibu-ibu yang bertugas di pos jaga. Setelah melewati pos penjaga, kami pun mulai melewati jalan setapak dari tanah yang belum dibuat permanen. Jalur setapak ini memiliki kemiringan yang cukup terasa, jadi kita harus benar-benar fokus ketika berjalan melewati jalan setapak serta siap-siap untuk menyeimbangkan badan kita. Di bagian pinggir jalan setapak sudah diberi pagar pembatas yang terbuat dari bambu untuk keselamatan pengunjung. Keamanan jalur pendakian bukit ini masih terkesan ala kadarnya, sehingga perlu kewaspadaan ekstra dari pengunjung sendiri ketika menaiki Bukit Semboja.


Di Bukit Semboja terdapat sebuah makam seorang tokoh masyarakat setempat yang bernama Mbah Patiolong yang konon adalah seorang tokoh yang cukup disegani di wilayah Payangan. Dahulu, orang-orang berdatangan ke Bukit Semboja untuk berziarah, namun sekarang lebih banyak orang datang kemari untuk menikmati keindahan Payangan. Di Bukit Semboja ini sudah dibangun beberapa gazebo yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk duduk santai menikmati pemandangan hamparan laut lepas dari atas bukit. Pesona Pantai Payangan memang tidak terletak pada hamparan pasir dan deburan ombak yang menghempas daratan, melainkan pemandangan laut lepas dan hamparan perbukitan yang dinikmati dari atas ketinggian. Walaupun di puncak Bukit Semboja ini terdapat sebuah makam yang cukup dikeramatkan, namun suasananya sama sekali tidak terasa mistis. Malah di pos penjaga diperdengarkan musik dangdut dari pengeras suara yang cukup menggelora. Mungkin saja musik dangdut ini sengaja disetel untuk mengusir sepi dan menyemarakkan suasana. Sesekali bapak-bapak yang berada di pos jaga memperingatkan pengunjung melalui pengeras suara agar para pengunjung selalu tetap menjaga keselamatan. Papan peringatan dan pagar pembatas yang sudah dipasang petugas agar pengunjung tetap waspada. Ya, walau masih saja ada beberapa pengunjung bandel yang nekat berfoto di pinggir jurang untuk mendapatkan foto yang mereka inginkan.


Pengunjung yang naik ke atas Bukit Semboja rata-rata adalah pasangan muda-mudi yang sedang menghabiskan waktu bersama. Ada pula beberapa rombongan keluarga yang piknik bersama menghabiskan bekal yang dibawa di bangunan gazebo sambil menikmati pnorama alam yang disajikan oleh Payangan. Selain Bukit Semboja, terdapat satu bukit lagi yang menjadi primadona pengunjung ketika di Payangan. Adalah Bukit Domba, bukit yang berada di samping Bukit Semboja. Untuk mencapai Bukit Domba kita harus berjalan kaki melewati hamparan pasir pantai dengan padang rumput yang membetang. Saya tak dapat membayangkan betapa panasnya pasir pantai tersebut ketika siang tiba. Pemandangan utama dari atas Bukit Domba adalah Teluk Love yang menjadi ikon wisata Pantai Payangan. Untuk mendaki Bukit Domba memang dibutuhkan tenaga ekstra. Sekilas saya lihat, untuk mencapai puncak Suroyo, Bukit Domba, kita harus melewati sekitar lima buah pos pendakian. Hmmm, sebaiknya harus memersiapkan fisik terlebih dahulu sebelum mendaki ke sana.

"Lautan pasir" menuju Bukit Domba
Karena keterbatasan waktu yang ada, saya tidak sempat untuk berziarah ke makan Mbah Patiolong yang terletak di puncak bukit. Pun demikian saya juga tidak sempat untuk menikmati pemandangan Teluk Cinta yang dapat dilihat di puncak Bukit Domba. Mungkin suatu saat saya akan kembali lagi ke Payangan untuk menikmati setiap jengkal keindahan yang ditawarkan.

5 comments:

  1. Keren pantainya mas, dan memang the power of sosmed memang luar biasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, viewnya yang keren kalau dari atas bukit saja menurutku
      perkembangan sosmed memang luar biasa sih, informasi yang uptodate dan cepat berpengaruh ke berbagai sektor ya

      Delete
  2. untuk akses jalan apa bisa dilewati mobil/bus?

    ReplyDelete
  3. untuk akses jalan apa bisa dilewati mobil/bus?

    ReplyDelete
    Replies
    1. untuk mobil bisa melintas, untuk bus tidak disarankan

      Delete

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com