Tuesday, December 22, 2015

Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro

Lalu lalang kendaraan cukup padat di Jalan Waspada yang terletak di samping Pasar Atum, Surabaya. Kami bertiga turun dari taksi dengan sedikit terburu-buru karena bunyi klakson dari mobil di belakang kamu seolah mengisyaratkan jika pengemudinya tak sabar menunggu. Mbak Yanti pun bergegas mengajak kami memasuki sebuah lorong di salah satu sudut Pasar Atum untuk memulai petualangan rasa siang ini. Apa saja kuliner yang ciamik di Pasar Atum yang wajib dicicipi?

1. Bubur Madura
Perburuan kuliner siang itu kami mulai dengan makanan bercita rasa manis gurih. Mbak Yanti mengajak kami untuk mencicipi bubur Madura yang banyak dijual di salah satu lorong Pasar Atum. Lorong ini seolah menjadi lokasi khusus untuk berjualan bubur Madura. Ada banyak penjual bubur Madura di sini dan semua penjualnya adalah perempuan yang biasa dipanggil "buk", sebutan untuk perempuan Madura.


Satu porsi bubur Madura terdiri dari campuran bubur sumsum, bubur mutiara, bubur ketan hitam, bubur candil (jenang grendul). Campuran bubur tersebut disajikan diatas pincuk kertas minyak yang dilambari daun pisang. Untuk menambah rasa manis, campuran bubur tersebut diberi santan kental dan kicir gula jawa cair atau orang Surabaya biasa menyebutnya kinca.

Bubur Madura memiliki cita rasa gurih, manis dan legit. Rasa gurih berasal dari campuran bubur dan santan, sedangkan rasa manis berasal dari campuran kicir gula jawa. Tekstur jenang grendulnya membuat sensasi grenjel-grenjel ketika masuk ke dalam mulut. 


Selain menjual bubur Madura, para buk ini juga menjajakan jajanan pasar seperti lopis, ketan putih, klanting, jongkong, talam, tiwul, dan sebagainya. Satu porsi bubur Madura dijual dengan harga Rp 8.000,00 saja. Walaupun dijual di lapak sederhana, jangan khawatir dengan kebersihan tempat dan dagangannya ya !

2. Kue Bikang Peneleh
Aroma pandan dari kejauhan terasa cukup tajam terasa di indera penciuman. Sebuah kios sederhana menjajakan kue bikang dan kue lumpur fresh from the open. Jika saja kami datang lebih pagi, kami bisa melihat proses pembuatan kue bikang dan kue lumpur secara langsung. Om Hengky, pemilik kios Kue Bikang Peneleh ini menyambut kami dengan ramah. Beliau menjelaskan satu per satu jajanan tradisional yang dijual di gerainya.


Jajanan tradisional yang banyak menjadi incaran adalah kue bikang dan kue lumpur. Kue bikang adalah kue yang berbahan dasar tepung beras, santan dan gula. Bentuknya mekar seperti bunga dan memiliki cita rasa manis. Kue bikang yang dijual di gerai Peneleh ini memiliki dua rasa, yaitu pandan dan cokelat. Sedangkan jajanan lain yang menarik perhatian saya adalah kue lumpur. Kue yang berbahan dasar kentang, tepung terigu, telur, dan santan ini terlihat begitu menggoda. Ukurannya sedikit lebih besar daripada yang biasa saya temui di toko roti lainnya. 


Baik kue carabikang maupun kue lumpur di kios Peneleh ini terlihat begitu menggoda. Jika dilihat tampilannya sekilas mirip seperti kue-kue sejenis yang dijual di tempat lain, Namun, dari segi rasa cukup beda. Rasanya sangat gurih, teksturnya begitu lembur di bagian atas, dan cukup garing di bagian bawah. Campuran santan kental membuat tekstur kue ini terasa "maklegender" ketika masuk ke dalam mulut karena saking lembutnya. Tak perlu banyak dikunyah, ketika ditelan pun rasanya langsung seperti meluncur ke kerongkongan. 


Karena menggunakan santan kental, kue bikang dan kue lumpur Peneleh ini kurang tahan lama. Paling hanya bisa bertahan sehari saja, sehingga setelah membeli harus segera disantap agar tidak basi. Selain kue bikang dan kue lumpur, di kios Peneleh ini juga menjual beberapa jajanan tradisional seperti kue usus ayam (kue yang berbentuk seperti usus ayam), bakcang, ote-ote Porong dan sebagainya. 

3. Cakue Udang Peneleh
Bergeser menuju sebelah kios Kue Bikang Peneleh. Kami menemui sebuah kedai yang menjual beragam jajanan. Dari berbagai macam jajanan yang dijajakan, cakue lah yang menjadi incaran para pembeli. Kedai ini menurut saya benar-benar heboh, ruangan kedainya cukup luas dibanding yang lain serta memiliki pegawai yang sangat banyak untuk sebuah kedai cakue. Saya dan Mbak Yanti iseng menghitung jumlah pegawai yang mengenakan kaos seragam berwarna merah. Mungkin ada sekitar 20 orang pegawai di kedai tersebut dan semuanya terlihat begitu sibuk dengan tugas masing-masing. Maklum lah, pembeli yang berdatangan pun cukup banyak dan lumayan antri. Dari semua jajanan yang dijual, cakue isi udang adalah must buy item di kedai ini. Pembuatan cakuenya hampir sama dengan warung-warung lain yang kita temui. Yang membedakannya adalah isian udang pada cakue ini.



Cakue udang di sini memiliki rasa gurih, semakin nyamleng jika dimakan dengan mencocolkan saus yang sudah jadi satu paket ketika membeli cakue.Rasa sausnya tidak pedas, melainkan ada rasa sedikit manis dan kecut dari cuka. Selain cakue, di kedai ini juga menjual jajanan lain seperti ote-ote, roti goreng, angsle dan masih banyak lagi jajanan lainnya.

4. Lontong Mie Ny. Marlia
Puas menikmati jajanan pasar yang beragam, saatnya untuk mencicipi makanan berat yang ada di Pasar Atum. Salah satu kedai yang menjual makanan berat di Pasar Atum adalah kedai lontong mie Ny Marlia. Kedai yang terletak di lantai dua ini memiliki nuansa semi terbuka, tidak ada sekat yang membatasi ruangan, sehingga pengunjung dapat bebas berlalu-lalang di kedai tersebut.



Lontong mie merupakan makanan yang terdiri dari potongan lontong yang diletakkan di bagian dasar piring, kemudian diberi tambahan potongan tahu goreng, mie kuning, tauge rebus. Campuran bahan makanan tersebut kemudian diberi kuah berwarna kecokelatan. Sebagai pelengkap, diberi taburan bawang goreng dan ebi kering. Lontong mie memiliki citarasa gurih dan sedikit manis yang berasal dari kuah yang dicampurkan tersebut. Jika ingin pedas, bisa menambahkan sambal dan petis yang ditempatkan terpisah. Sebagai pelengkap, biasanya disajikan makanan pendamping seperti lentho, sate telur puyuh dan sate kerang. Sayang, ketika saya datang hanya ada sate kerang saja. Sate kerangnya memiliki tektur yang "kenyil-kenyil" dan bercita rasa gurih, cocok jadi pendamping makan lontong mie ini. Untuk minumannya, kami memesan es blewah. Campuran serutan blewah yang dipadu dengan sirup coco pandan memang cocok untuk menutup santap siang hari itu.

5. Warung Kopi & Jajan Pasar Kartiko
Nah, lelah berkeliling Pasar Atum, paling enak ya nyantai di Kartiko. Pasat Atum memang memiliki kuliner yang beragam, hanya saja tidak ada tempat yang nyaman untuk duduk sambil menikmati suasana sambil ngemil jajanan yang sudah kita beli. Nah, yang pengen duduk santai sambil mencicipi jajanan sambil ngopi bisa mampir ke Kartiko ini. Kartiko berada di lantai tiga Pasar Atum, memiliki suasana warung kopi sederhana tetapi nyaman untuk duduk berlama-lama. Interior ruangannya pun cukup unik. Bagian lantai di menggunakan tegel kunci dari Jogja yang memberikan kesan jadul. Pun juga dengan detail-detail lain seperti hiasan dinding, meja dan kursi kayu yang bertekstur dan keliatan jadul, pun juga dengan gelas yang digunakan. Eiitt, walaupun kesannya jadul, tapi bukan berarti menggunakan barang-barang lama ya, hal ini sekedar untuk branding tempat saja.


Memasuki kedai Kartiko memang harus bisa tahan diri, kalau tidak ya bakal dijamin kalap. Karena tempat ini menyediakan berbagai macam pilihan jajan pasar yang menggoda iman. Konsepnya seperti berbelanja di convenience store, jadi pembeli akan langsung membawa nampan, lalu memilih jajanan yang kita suka, kemudian antri untuk membayar di kasir. Berhubung saya datang pas akhir pekan, jadi cukup sulit untuk mencari kursi yang kosong karena selalu penuh digunakan oleh pengunjung. Beruntung ada tiga kursi kosong yang menghadap keluar. Tanpa babibu saya pun langsung mendudukinya bersama kawan.



Siang itu kami memesan beberapa menu makanan, antara lain ote-ote dengan sambal petis, lemper special Kartiko, dan wedang ronde ketan hitam. Ote-ote sambal petis memiliki cita rasa manis gurih. Ote-ote (bakwan) cukup kesat, tidak terasa berminyak di mulut. Jika kurang pedas, disediakan pula cabai rawit utuh dalam sajiannya. Untuk wedang rondenya sendiri terasa cukup unik. Jika wedang ronde yang biasa saya temu di Solo dan Jogja kuahnya terasa manis, tidak demikian dengan wedang ronde ketan hitam ini. Rasa manis justru diperoleh dari ketan hitam yang dibentuk bulatan kecil, sedangkan kuahnya tidak terlalu manis, lebih terasa rasa jahenya. Jajanan lain yang kami coba adalah lemper spesial Kartiko. Lemper di sini berwarna kuning, dengan isian daging ayam yang melimpah.


Sebenarnya masih ada beberapa makanan yang masih wajib untuk dicoba. Namun rasanya siang itu saya sudah hampir food coma. Daripada terus dipaksa makan malah nanti tidak bisa menikmatinya, akhirnya saya memutuskan untuk menghentikan petualangan rasa mencicipi kuliner di Pasar Atum, Surabaya. Pasar Atum merupakan salah satu pasar tekstil yang ada di Kota Surabaya. Walaupun komoditas utama yang diperdagangkan adalah tekstil, namun Pasar Atum juga memiliki pilihan kuliner yang beraneka ragam. Oh iya, jangan sungkan untuk mengeluarkan kamera jika ingin memotret makanan di Pasar Atum ini. Rata-rata para pedagang sudah terbiasa dengan wisatawan yang sengaja untuk berburu makanan di sini kok. Rata-rata mereka cukup terbuka kok dengan wisatawan yang memotret makanan yang mereka jual, ya itung-itung bisa promosi gratis bagi mereka bukan?

Jika ingin memanjakan lidah di Pasar Atum, jangan lupa untuk menyiapkan perut ya, bisa-bisa Anda food coma  karena terlalu kalap ingin mencicipi semua kuliner yang ada di pasar ini !

Happy culinary !

No comments:

Post a Comment

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com